MAKALAH SOSIOLOGI PEDESAAN
DINAMIKA
SOSIAL MASYARAKAT DI DESA SANGA SANGA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA SEBAGAI DESA
TAMBANG
Disusun
oleh:
Kelompok III
Maylhyne
Prima P.R 13542511000435
M.
Nuh 13542511000437
M.
Sofyan Nur 13542511000438
Norman 13542511000440
Nuroma
Aminudin 13542511000441
Ryan
Hidayat 13542511000445
Roni
Sampe Layuk 13542511000447
Wanto
Ramadana 13542511000450
Petrus
Pali 13542511000456
PROGRAM STUDI
KEHUTANAN
SEKOLAH TINGGI
PERTANIAN
KUTAI TIMUR
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis mampu
menyelesaikan tugas mata kuliahSosiologi Pedesaan , jurusan kehutanan, Sekolah
Tinggi Pertanian Kutai Timur. Pada tugas akhir ini penulis membuat makalah yang
berjuduldinamika
sosial masyarakat di desa Sanga sanga kabupaten Kartanegara sebagai desa
tambang.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan
kepada kedua dosen mata kuliah Sosiologi Pedesaan Prof. Dr. Ir. Mustofa Agung
Sardjono, dan Jerlita KadangAlloS.Hut.,M.P yang telah banyak membantudalam
menyampaikan materi, tata cara dan teknik penulisaan yang baik dalam makalah,
terimakasih juga kepada seluruh kelompok 3 yang telah berkontribusi dalam
makalah yang dibuat oleh penulis.
Semoga makalah akhir ini bisa bermanfaat dan dijadikan
sebagai acuan dan pedoman dalam penulisan makalah,sebagai bacaan untuk menambahwawasanmengenaidinamikasosialmasyarakatdesatambang
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
I. PENDAHULUAN
1.1
Latarbelakang 1
1.2
RumusanMasalah 2
1.3
Tujuan 3
1.4
Manfaat 3
II.
MATERI
2.1 Pertambangan 4
2.2 DesaSangasanga 6
2.3 DinamikaSosialMasyarakat di desaSangasanga 7
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan 16
3.2 Saran 17
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Desa adalah suatu wilayah yang
ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di
dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan
terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya
sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Desa sebagai suatu
komunitas pada masa lalu selalu dikaitkan dengan kebersahajaan (simplicity), keterbelakangan,
tradisionalisme, subsistensi, dan keterisolasian (Rahardjo, 1999).
Kehidupan social masyarakat disebuah
desa sangat dipengaruhi oleh lingkungan, potensi sumber daya alam (SDA), serta
jumlah dan dinamika penduduk.Menurut Roucek dan Warren dalam Shahab K (2007),
secara umum ciri-ciri kehidupan masyarakat pedesaan yaitu mempunyai sifat
homogen dalam (matapencaharian, nilai-nilai dalam kebudayaan serta dalam sikap
dan tingkah laku).
Kehidupan masyarakat pada satu desa
dengan desa lain cendrung berbeda baik dari segi dinamika sosial maupun
struktur sosial. Hal ini disebabkan karena perbedaan letak geofrafis, pekerjaan
penduduk, dan yang paling berpengaruh adalah pembukaan lahan di desa
terebut.Dinamika sosial masyarakat di desa tambang berbeda dengan dinamika
social masyarakat di desa hutan dan kebun.
Proses pembukaan lahan tambang di
sebuah desa sangat mempengaruhi dinamika social dan struktur social masyarakat
yang ada di desa tersebut. Pengelolaan tambang yang membutuhkan banyak orang,
tempat yang luas, gaji yang besar dan hutan yang harus dirubah fungsinya
cendrung menjadi faktor utama dalam perkembangan dinamika social masyarakat
yang ada di suatu desa.
Dengan adanya pertambangan di desa
Sanga-sanga kabupaten Kutai Kartanegara maka dinamika sosial masyarakat yang
ada di desa Sanga-sanga jelas berbeda dengan kondisi sosial ekonomi yang ada di
desa lain .Perbedaan ini tampak dari segi pendidikan, penduduk, kesejahteraan
masyarakat, struktur sosial, dan pembangunan.
1.1
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan di atas, ditetapkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana dinamika sosial masyarakat
yang ada di desa Sanga-sanga sebagai desa tambang yang ada di kabupaten Kutai
Kartanegara ?
2. Bagaimana pengaruh pertambangan
terhadap kondisi sosial budaya masyarakat di desa Sanga-sanga dari segi mata
pencaharian, pendidikan, kesejahteraan, dan penduduk ?
3. Bagaimana pengaruh pertambangan
terhadap kondisi ekonomi masyarakat sekitar ?
4. Bagaimana pengetahuan dan peranan
masyarakat desa Sanga-sanga mengenai
pengaruh pertambangan di lingkungan mereka ?
1.2
Tujuan
Adapun tujuan
dari makalah ini adalah untuk mengetahui dampak kegiatan pertambangan
terhadap dinamika sosial masyarakat di
desa Sanga-sanga.
1.3
Manfaat
Manfaat yang
dapat diperoleh dari makalah ini yaitu dapat mengetahui dampak kegiatan
pertambangan terhadap dinamika sosial di desa Sanga-sanga.
BAB
2
ISI
2.1 Pertambangan
Barang tambang merupakan kekayaan
alam, kekayaan alam inilah yang menjadi wadah dan tempat di mana berjuta-juta
jiwa menggantungkan nasib dan hidup mereka dengan pertambangan. Boleh dikatakan
bahwa hampir setiap segi kehidupan manusia disentuh oleh dunia pertambangan dan
hampir dapat dipastikan pula bahwa kemajuan peradaban ummat manusia di hari
depan akan didampingi pula oleh dunia pertambangan dengan setianya. (Batubara
1985:1). Hal ini dapat dibuktikan dengan
banyaknya hasil tambang di lingkungan kita, seperti kendaraan bermotor, alat
rumah tangga dan lain sebagainya. Pertambangan yang muncul secara alamiah ini
mendatangkan manfaat sebagai sumber pencaharian manusia dan sebagai faktor
penunjang ekonomi bagi jutaan jiwa. Terkadang sifat manusia yang serakah ,
rakus dan tamak membuat hal tersebut menjadi terbalik. Eksploitasi secara
berlebihan yang dilakukan oleh sebagian orang akan membuat barang tambang
tersebut lama kelamaan akan habis dan menjadi langkah. Cara pengolahan yang
tidak baik karena kurang memperhatikan berbagai aspek lingkungan serta
masyarakat setempat juga akan membahayakan lingkungan dan jiwa masyarakat di
sekitar pertambangan.
Aktivias
pertambangan merupakan aktivitas pengerukan sumberdaya alam tambang yang
terdapat di dalam tanah” ( Sulton 2011) . Pengerukan yang dilakukan secara
berlebihan di daerah sekitar pertambangan akan menyebabkan lubang-lubang pada
tanah, sehingga apabila terjadi hujan akan terbentuk genangan-genangan air
sehingga mengurangi luas daratan. Dalam penambangan ada berbagai metode yang
biasa diterapkan, misalnya saja metode tambang semprot yang merupakan metode
paling sederhana dilakukan. Selanjutnya ada metode penambangan dengan kapal
keruk yang biasa digunakan untuk mengeruk dan sebagai alat penggali serta
metode lainnya. Metode apapun yang digunakan tentunya akan memberikan dampak
masing-masing terhadap lingkungan sekitar pertambangan. Untuk itu hal demikian
perlu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak guna mengantisipasi
kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan pertambangan.
Secara
umum jenis-jenis pertambangan dibedakan atas dasar jenis barang yang ditambang.
Ada banyak jenis pertambangan diantaranya pertambangan emas, pertambangan
nikel, pertambangan besi, pertambangan timah, pertambangan miyak, pertambangan
batubara dan jenis pertambangan lainnya. Semua jenis pertambangan ini memiliki
perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh antara pertambangan
minyak dan pertambangan batubara, pertambangan minyak biasanya di laut lepas
karena jasat renik yang terkubur berasal dari hewan-hewan laut. Berbeda dengan
pertambangan batubara yang terdapat di daratan karena batubara berasal dari
endapan tumbuhan purba yang hidup di darat.
Pertambangan
migas merupakan salah satu jenis pertambangan yang menunjang bagi aspek
kehidupan masyarakat. Salah satu pertambangan migas yang kita ketahui terdapat di Daerah
Kalimantan. Daerah ini memang memiliki potensi migas yang besar. Wajar saja jika
perusahaan-perusahaan tambang saling berlomba-lomba untuk melakukan penambangan
di daerah ini. Salah satu desa yang kaya dengan potensi migas adalah
desa Sanga sanga kabupaten Kutai Kartenegara, Keberadaan tambang migas di desa
Sanga sanga sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat di desa
tersebut.
2.2
Desa Sanga-sanga
Sanga-sanga merupakan sebuah kecamatan yang terletak
di wilayah pesisir kabupaten kutai kartanegara. Kecamatan Sanga-Sanga memiliki luas
wilayah mencapai 233,4 km2 yang dibagi dalam 5 kelurahan.Kecamatan
ini merupakan salah satu wilayah penghasil minyak bumi yang sangat penting di
Kalimantan Timur sejak sumur minyak louise untuk pertama kalinya mulai
berproduksi pada tahun 1897, disamping sumur minyak mathilde yang berada di
balikpapan. Sanga-sanga juga terkenal dengan sebuah peristiwa heroik yang terjadi
pada tanggal 27 januari 1947 ketika para pejuang kemerdekaan yang tergabung
dalam badan pembela republik indonesia(BPRI) bahu membahu bersama rakyat
mempertahankan sanga-sanga dari gempuran Belanda, meski akhirnya korban banyak
berjatuhan dari pihak pejuang dan rakyat Sanga-sanga. Untuk mengenang peristiwa
yang disebut sebagai peristiwa perjuangan merah putih Sanga-sanga ini,
pemerintah provinsi Kalimantan Timur bersama pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara
selalu menggelar upacara peringatan peristiwa tersebut setiap tanggal 27
januari. Kecamatan sanga sanga dengan luas wilayah 233,4 km terletak antara
117º 01’bujur timur – 117º 17’ bujur timur serta diantara 0º35’ lintang selatan
– 0º45’ lintang selatan. Di sebelah utara kecamatan ini berbatasan dengan kec.
anggana, sebelah selatan berbatasan dengan kec. Muara Jawa, sebelah timur
berbatasan dengan kecamatan. Anggana, dan di sebelah barat berbatasan dengan
kec. Palaran (kota Samarinda). Sanga
sanga dalam merupakan ibukota kecamatan Sanga sanga yang berada 21 meter diatas
permukaan laut. dengan adanya perkembangan dan pemekaran wilayah, sekarang kecamatan
ini dibagi menjadi 5 kelurahan yaitu kelurahan Sanga-Sanga Muara, Sarijaya, Sanga-Sanga Dalam, Jawa, Pendingin
dan 63 rukun tetangga (RT).
2.2 Dinamika Sosial Masyarakat di Desa Sanga sanga
2.2.1
Pertumbuhan Penduduk
Penduduk sanga sanga tahun 2011
meningkat lebih dari tujuh ribu jiwa dibandingkan dengan tahun 2000.dimana
penduduk Sanga sanga berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2000 tercatat
11.294 jiwa. Sedangkan pada tahun 2011 meningkat menjadi 18.704 jiwa, yang
terdiri dari 9.877 jiwa laki-laki dan 8.827 jiwa perempuan. sehingga
pertumbuhan penduduk Sanga sanga sekitar 4,69 persen pertahun. rasio jenis
kelamin penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan pada tahun 2011 sebesar
111,90. Hal ini berarti bahwa diantara 100 penduduk perempuan di kecamatan Sanga
sanga terdapat sekitar 112 penduduk laki-laki. Kepadatan penduduk kecamatan
sanga sanga pada tahun 2011 sekitar 80 jiwa/km 2 .Tetapi persebaran analisis
potensi wilayah dan sumber daya manusiatidak merata di seluruh wilayah. Sanga
sanga dalam dengan luas wilayah 55,42 km2 berpenduduk sekitar 7.740 jiwa. Sehingga
kepadatan penduduk di Sanga-sanga dalam adalah 139 jiwa/km2. Hal ini jauh berbeda
jika dibandingkan dengan Pedingin dengan luas wilayah 58,83 km2 berpenduduk
sekitar 2.862 jiwa. Sehingga kepadatan penduduk di pedingin adalah 48 jiwa/km2.
2.3.2
Sosial-budaya
a. Pendidikan
kondisi pendidikan dan kesehatan di
Sanga sanga dapat dilihat salah satunya dari ketersediaan fasilitas pendidikan,
terutama gedung sekolah dan terpenuhinya jumlah tenaga pendidik (guru). Kondisi
penyediaan fasilitas pendidikan di Sanga sanga hingga tahun ajaran 2010/2011
menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Jumlah sekolah pada jenjang
pendidikan SD pada tahun ajaran 2010/2011 mencapai 16 unit, dengan jumlah murid
sebanyak 2.467 orang dan 234 guru. Sehingga rasio murid guru SD sebesar 11.Rasio
murid guru ini menunjukkan beban setiap guru dalam mengajar sejumlah
murid.secara teoritis, semakin besar beban guru, semakin kurang efektif dalam
belajar mengajar, sehingga dapat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan.
Untuk jenjang
pendidikan SLTP/MTS pada tahun ajaran 2010/2011, terdapat 7 unit sekolah dengan
jumlah murid sebanyak 1.064 orang dan jumlah guru sebanyak 128 orang. sehingga
rasio murid guru SLTP/MTS di sanga sanga sebesar 8. sedangkan jumlah sekolah
pada jenjang pendidikan SLTA/SMK/MA sebanyak 3 unit, dengan jumlah murid sebanyak
898 orang dan 90 guru. Sehingga rasio murid guru slta/smk/ma sebesar 10.Komitmen PT Pertamina EP untuk terus
mendukung perkembangan dan kemajuan masyarakat di berbagai bidang terus
dilakukan seiring dengan peningkatan hasil produksi migas. Salah satu upayanya
yaitu melalui implementasi program Corporate Social Responsibility di
bidang pendidikan.Pembangunan sarana pendidikan berupa Gedung Perpustakaan
untuk SD Tunas Harapan Kecamatan Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara
merupakan salah satu realisasi Program Pendukung Operasi dari PT Pertamina EP
Sangasanga Field.
Acara
Peresmian Gedung Perpustakaan SD Tunas Harapan oleh PT Pertamina EP Sangasanga
Field. Acara dibuka pada pukul 09.00 Wita, dengan disambut tarian tradisional
khas dayak oleh para siswi SD Tunas Harapan pada Kamis (23/1). Mewakili PT
Pertamina EP, hadir Hanief Jauhari selaku Field Manager yang meresmikan
Gedung Perpustakaan dengan didampingi oleh Irzal Dahlan selaku Assisstant
Manager Legal & Relation. Hadir juga Safruddin, camat Sangasanga, Lurah Sangasanga
Dalam, ketua PGRI, kepala UPT dinas pendidikan Sangasanga beserta
jajarannya.
.
PT Pertamina EP juga mengharapkan dan berkomitmen dengan apa yang menjadi
harapan Kepala Sekolah dan Camat Sangasanga, kami mengajak agar kedua belah
pihak juga terus berdoa agar sumber daya alam migas terus meningkat di
Sangasanga ini, sehingga komitmen tersebut dapat terus dilaksanakan oleh
perusahaan demi perwujudan peningkatan kualitas pendidikan, pemberdayaan
kegiatan kepemudaan desa, dan kesehatan.
b. Kesehatan
Selain pendidikan, salah satu hal
yang terus ditingkatkan di desa Sanga sanga adalah kesehatan.Salah satu upaya
pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat adalah dengan membangun
atau memperbaiki fasilitas kesehatan.ketersediaan berbagai sarana kesehatan di
sanga sanga hingga tahun 2011 menunjukkan perkembangan positif. Jumlah
puskesmas 1 buah, puskesmas pembantu 5 buah, dokter sebanyak 5 orang, bidan
sebanyak 13 orang serta tenaga medis lainnya sebanyak 13 orang. Sedangkan
jumlah rumah sakit di kutai kartanegara secara keseluruhan sebanyak 3 buah.Sebagai
desa tambang fasilitas ini sebenarnya masih sangat kurang.
Daerah tambang memiliki penghasilan
daerah yang lebih dari desa hutan dan kebun, namun kenyataan ini menunjukan
bahwa meskipun pendapatan tambang mempunyai hasil yang banyak namun kekeliruan
terjadi pada pemerataan pembangunan kesehatan.Seharusnya sebagai desa tambang
Sanga sanga seharusnya mempunyai minimal satu rumah sakit umum dan tenaga medis
lebih dari data statistic pada tahun 2011.Hal ini seharusnya menjadi perhatian
pemerinh daerah dan pemerintah setempat serta pihak perusahaan tambang migas
yang ada di Sanga sanga.
2.3.3
Sosial-ekonomi
a. Mata pencaharian
Meskipun
dikenal sebagai daerah tambang, tidak dapat dipungkiri bahwa pertanian,
perkebunan, dan perikanan juga menjadi alternative untuk memenuhi kebutuhan
hidup masyarakat di desa Sanga sanga.Struktur
perekonomian di suatu wilayah dapat digambarkan oleh kontribusi dari
masing-masing sektor.Sektor-sektor
yang memiliki kontribusi besar menggambarkan tingginya potensi dari sektor
tersebut dalam perekonomian sedangkan sektor-sektor yang mempunyai kontribusi
yang kecil menggambarkan bahwa sektor tersebut kurang berpotensi terhadap perekonomian
wilayah tersebut.Dengan
demikian besarnya kontribusi menggambarkan peran sektor dalam perekonomian.Semakin besar peranan
suatu sektor dalam perekonomian, dapat dikatakan bahwa sektor tersebut sebagai
engine growth atau mesin pertumbuhan ekonomi daerah.Secara umum, di
kabupaten kutai kartanegara yang menjadi mesin pertumbuhannya adalah sektor
pertambangan minyak dan gas bumi serta batubara.Hal ini terbukti dari peranan sektor ini
yang mendominasi perekonomian kabupaten kutai kartanegara dari tahun ke tahun.Disamping pertambangan
minyak dan gas bumi serta batubara, sektor pertanian juga mempunyai peranan
cukup besar terhadap perekonomian kabupaten kutai kartanegara.
Produksi batubara, dan produksi
pertanian menjadikan lpe di tiap kecamatan cukup beragam. kecamatan sanga sanga
mengalami percepatan lpe selama tiga tahun terakhir yaitu 2,75 persen di tahun
2009 menguat menjadi 8,99 persen di tahun 2010 dan sebesar 18,63 persen di
tahun 2011. terjadinya percepatan lpe ini terutama disebabkan meningkatnya
produksi migas di sanga sanga. Adapun
struktur perekonomian kecamatan-kecamatan di kabupaten kutai kartanegara
memiliki perbedaan karakteristik yang cukup beragam.Hal ini disebabkan
adanya pengaruh kondisi geografis dan potensi masing-masing wilayah.Kondisi geografis yang
sebagian besar wilayahnya memiliki karakteristik pedesaan, biasanya dominan
pada sektor pertaniannya. secara makro tampak bahwa sampai tahun 2011, sektor
pertambangan merupakan sektor dominan terhadap perekonomian kabupaten kutaikartanegara.
Sektor ini memberikan
kontribusi sebesar 84,98 persen terhadap perekonomian kabupaten kutai
kartanegara. Sedangkan
di kecamatan sanga sanga sektor pertambangan merupakan sektor yang dominan
dimana kontribusinya sebesar 96,01 persen terhadap perekonomian sanga sanga
Selain
tambang migas, pertanian juga merupakan salah satu sumber pendapatan dan mata
pencaharian desa Sanga sanga. Potensi pertanian
kecamatan sanga sanga sektor pertanian yang terdiri dari sub sektor tanaman
pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan merupakan potensi sumberdaya alam
yang terbarukan (renewable resources). Adapun
hasil dari sektor ini merupakan kebutuhan dasar dalam pemenuhan terhadap
kecukupan gizi masyarakat sehingga dapat mengetahui tingkat ketahanan pangan di
suatu daerah, selain itu juga sebagai salah satu bahan dasar dalam sektor
industri pengolahan.Tanaman
bahan makanan pertanian tanaman bahan makanan merupakan salah satu sektor
dimana produk yang dihasilkan menjadi kebutuhan pokok hidup rakyat.Kecamatan sanga sanga
sebagian tanahnya juga merupakan tanah pertanian yang memiliki potensi cukup
baik bagi pengembangan tanaman agro industri.Data dari dinas pertanian kabupaten kutai
kartanegara selama tahun 2011 diketahui luas panen tanaman padi di sanga sanga
seluas 85 hektar yang menghasilkan sebanyak 360 ton padi, terdiri dari 360 ton
padi sawah dan - ton padi ladang.
Secara umum produksi
padi pada tahun 2011 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. produksi padi pada tahun 2010 sebesar 678 ton yang terdiri dari 678
ton padi sawah dan 0 ton padi ladang. selain padi, kecamatan Sanga sanga juga
potensial dengan tanaman bahan makanan yang lainnya seperti palawija,
sayur-sayuran, dan buah-buah. Produksi
beberapa jenis palawija seperti jagung sebanyak 39 ton, ubi kayu sebanyak 525
ton, ubi jalar sebanyak 109 ton, dan produksi kacang tanah sebanyak 3 ton.Adapun produksi beberapa
jenis sayuran seperti sawi sebanyak 0 ton, kacang panjang sebanyak 5 ton, cabe
besar sebanyak 6 ton, cabe rawit sebanyak 9 ton, tomat sebanyak 3 ton, terong
sebanyak 4 ton, buncis sebanyak 7 ton, ketimun sebanyak 6 ton, kangkung
sebanyak 6 ton, dan produksi bayam sebanyak 7 ton.
Produksi perikanan di
sanga sanga pada tahun 2011 mencapai 12,08 milyar rupiah, dengan produksi ikan
sekitar 560 ton dan diusahakan oleh sekitar 556 rumah tangga. produksi ikan
dari hasil penangkapan sekitar 415 ton yang bernilai sekitar 8,48 milyar rupiah
dan hasil budidaya sekitar 145 ton yang bernilai sekitar 3,61 milyar rupiah. c.3.
pertumbuhan ekonomi kecamatan sanga sanga laju pertumbuhan ekonomi (lpe) di
kabupaten kutai kartanegara pada tahun 2011 mencapai 0,25 persen atau melemah
jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 4,05 persen
b. Tingkat Pendapatan dan Kemiskinan
Tujuh kecamatan yang
memiliki pdrb per kapita harga berlaku paling tinggi di tahun 2011 adalah
kecamatan-kecamatan penghasil tambang migas dan atau batu bara seperti
kecamatan samboja, kecamatan anggana, kecamatan sanga sanga, kecamatan
marangkayu, kecamatan muara badak, kecamatan muara jawa dan kecamatan
tenggarong seberang dengan rata-rata pendapatan perkapita diatas 149 juta per
tahun. besarnya nilai perkapita ini sangat berkaitan erat dengan nilai tambah
di sektor pertambangan tersebut. sedangkan lima kecamatan yang mempunyai
pendapatan perkapita terendah adalah kecamatan-kecamatan yang pdrb-nya sangat
bergantung dari hasil pertanian yaitu kecamatan tabang, kecamatan kenohan,
kecamatan muara kaman, kecamatan muara wis dan kecamatan muara muntai. pdrb per kapita di atas masih belum
menggambarkan secara riil kenaikan daya beli masyarakat di kecamatan tersebut
secara umum. hal ini disebabkan pada pdrb per kapita, yang dihitung berdasarkan
pdrb atas dasar harga berlaku, masih terkandung faktor inflasi yang sangat
besar terhadap daya beli masyarakat. hal ini bisa diamati dari pdrb perkapita
atas dasar harga konstan. nilai pdrb per kapita ini sangat tergantung terhadap
jumlah penduduk di wilayah tersebut. jika dua kecamatan mempunyai nilai pdrb
tidak jauh berbeda namun jumlah penduduknya ada perbedaan yang cukup jauh maka
akan menghasilkan nilai per kapita yang berbeda. untuk itu perlu diamati antara
nilai perkapita dengan jumlah penduduk dimana dilakukan pengelompokan
berdasarkan kriteria tinggi rendah sedang untuk nilai pdrb maupun jumlah
penduduk.
Hasil pengelompokan pdrb per kapita tahun 2011 yang terbagi menjadi tiga
kelompok yaitu kecamatan yang memiliki kategori pdrb per kapita tinggi di atas
120 juta per tahun, kategori sedang antara 60 juta sampai dengan 120 juta per
tahun dan kategori rendah di bawah 60 juta per tahun. kecamatan dengan kategori
pdrb per kapita tinggi yaitu kecamatan samboja, kecamatan muara jawa, kecamatan
sanga-sanga, kecamatan anggana, kecamatan muara badak, kecamatan marangkayu, kecamatan
tenggarong seberang dan dan kecamatan sebulu.
Dari
hasil pendapatan perkapita pada tahun 2011 menunjukan bahwa desa Sanga sanga
tergolong desa dengan tingkat
perekonomian yang tinggi. Hal ini menunjukan bahwa desa Sanga sanga tidak
tergolong desa yang miskin.Potensi migas yang ada di desa Sanga sanga ternyata
mampu meningkatkan ekonomi yang ada di dessangaa Sanga dan menekan tingkat
kemiskinan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keberadaan tambang migas dan batu bara yang ada di desa Sanga sanga sangat
berpengaruh terhdadap dinamika sosial masyarakat. Baik dari segi penduduk yang
cendrung heterogen, pendapatan yang tergolong tinggi, serta pendidikan dan kesehatan yang lebih baik
dibanding dengan masyarakat di sekitar daerah hutan dan kebun. Penduduk yang
heterogen disebabkan karena adanya dorongan kepada masyarakat luar untuk
bekerja di daerah tambang dan adanya kebutuhan dari perusahan tambang terhadap
masyarakat luar sebagai tenaga kerja.Perpaduan mayarakat di desa Sanga sanga
menjadi salah satu faktor utama dalam perubahan dinamika sosial masyarakat.
Dari segi pendidikan dan
kesehatan, masyarakat di sekitar daerah tambang bisa dikatakan lebih baik
daripada masyarakat yang ada di desa hutan dan kebun.Hal ini membuat kehidupan
masyarakat desa Sanga sanga lebih maju daripada beberapa desa yang ada di
kabupaten Kutai Kartanegara.Perubahan dinamika sosial yang lebih cepat tidak
lepas dari pendapatan yang tergolong tinggi karean adanya peranan sector
pertambangan yang sangat besar.Perubahan dinamika sosial yang cepat memang
memberikan dampak yang sangat besar, namun disisi lain, ada nilai-nilai sosial
yang kadang dilupakan oleh masyarakat sekitar desa Sanga sanga.Kepedulian
terhadap lingkungan sekitar, pentingnya hutan, serta nilai kegotongroyongan cendrung
menurun dan perlahan mulai hilang.Hal ini sangat disayangkan jika terjadi terus
menerus.
3.2 Saran
Keberadaan tambang migas di desa
Sanga sanga memang sangat berperan penting dan bisa dikatakan sebagai anugerah
Tuhan yang luar biasa bagi desa Sanga sanga.Perkembangan kehidupan sosial yang
ada di desa Sanga sanga merupakan hasil dari adanya tambang migas dan
batubara.Namun sangat disarankan kepada seluruh masyarakat agar pengelolaan
tambang amemperhatikan nilai-nilai sosial masyarakat serta prinsip kelestarian
lingkungan, serta satu hal yang paling penting yaitu tetap mempertahankan
fungsi hutan yang saat ini terabaikan karena adanya pertamabangan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Ertanto, Gustian. 2010. Dampak negatif pertambangan
dan penggunaan batubara. Palangkaraya [ID]: Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Palangkaraya. [Internet]. [diunduh tanggal 10 Mei
2012]. Dapat diunduh dari: www.scribd.com/doc/40458368/Batubara-Dan-Dampak-Terhadap-Lingkungan-Dan-Kesehatan#download
Batubara a.e.a. 1985. Ekonomi dan manajemen pertambangan
alluvial: Serta peranannya dalam peranan lingkungan. Jakarta [ID]: Yayasan
pembina perguruan stania (YP2S). 566 hal.
Hamzah H. 2005. Dampak kegiatan pertambangan terhadap
pengembangan wilayah: Kasus di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur Provinsi
Kalimantan Timur. [thesis]. Bogor [ID].
Rahardjo,
1999, Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian, Edisi Pertama, Gadjah Mada
University Press. Jogyakarta.
Shahab K., 2007.
Sosiologi Pedesaan. Ar Ruzz Media. Jogyakarta
www. Desa/sangasanga.blog.com/datastatistik
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar