Jumat, 02 Mei 2014

laporan sosiologi pedesaan




MAKALAH SOSIOLOGI PEDESAAN
DINAMIKA SOSIAL MASYARAKAT DI DESA SANGA SANGA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA SEBAGAI DESA TAMBANG

Disusun oleh:
Kelompok III
Maylhyne Prima P.R                               13542511000435
M. Nuh                                                       13542511000437
M. Sofyan Nur                                         13542511000438
Norman                                                      13542511000440
Nuroma Aminudin                                  13542511000441
Ryan Hidayat                                          13542511000445
Roni Sampe Layuk                                 13542511000447
Wanto Ramadana                                  13542511000450
Petrus Pali                                                   13542511000456

PROGRAM STUDI KEHUTANAN
SEKOLAH TINGGI PERTANIAN
KUTAI TIMUR
2014



KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas mata kuliahSosiologi Pedesaan , jurusan kehutanan, Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur. Pada tugas akhir ini penulis membuat makalah yang berjuduldinamika sosial masyarakat di desa Sanga sanga kabupaten Kartanegara sebagai desa tambang.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada kedua dosen mata kuliah Sosiologi Pedesaan Prof. Dr. Ir. Mustofa Agung Sardjono, dan Jerlita KadangAlloS.Hut.,M.P yang telah banyak membantudalam menyampaikan materi, tata cara dan teknik penulisaan yang baik dalam makalah, terimakasih juga kepada seluruh kelompok 3 yang telah  berkontribusi dalam makalah yang dibuat oleh penulis.
Semoga makalah akhir ini bisa bermanfaat dan dijadikan sebagai acuan dan pedoman dalam penulisan makalah,sebagai bacaan untuk menambahwawasanmengenaidinamikasosialmasyarakatdesatambang





DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL                                                                                             i
KATA PENGANTAR                                                                                           ii
DAFTAR ISI                                                                                                         iii 
I.     PENDAHULUAN
1.1  Latarbelakang                                                                                              1
1.2  RumusanMasalah                                                                                         2
1.3  Tujuan                                                                                                          3
1.4  Manfaat                                                                                                       3  
II.        MATERI
2.1 Pertambangan                                                                                            4
2.2 DesaSangasanga                                                                                        6
2.3 DinamikaSosialMasyarakat di desaSangasanga                                        7
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan                                                                                             16
3.2 Saran                                                                                                       17
      
      



 


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Desa sebagai suatu komunitas pada masa lalu selalu dikaitkan dengan kebersahajaan (simplicity), keterbelakangan, tradisionalisme, subsistensi, dan keterisolasian (Rahardjo, 1999).
Kehidupan social masyarakat disebuah desa sangat dipengaruhi oleh lingkungan, potensi sumber daya alam (SDA), serta jumlah dan dinamika penduduk.Menurut Roucek dan Warren dalam  Shahab K (2007), secara umum ciri-ciri kehidupan masyarakat pedesaan yaitu mempunyai sifat homogen dalam (matapencaharian, nilai-nilai dalam kebudayaan serta dalam sikap dan tingkah laku).
Kehidupan masyarakat pada satu desa dengan desa lain cendrung berbeda baik dari segi dinamika sosial maupun struktur sosial. Hal ini disebabkan karena perbedaan letak geofrafis, pekerjaan penduduk, dan yang paling berpengaruh adalah pembukaan lahan di desa terebut.Dinamika sosial masyarakat di desa tambang berbeda dengan dinamika social masyarakat di desa hutan dan kebun.
Proses pembukaan lahan tambang di sebuah desa sangat mempengaruhi dinamika social dan struktur social masyarakat yang ada di desa tersebut. Pengelolaan tambang yang membutuhkan banyak orang, tempat yang luas, gaji yang besar dan hutan yang harus dirubah fungsinya cendrung menjadi faktor utama dalam perkembangan dinamika social masyarakat yang ada di suatu desa.
Dengan adanya pertambangan di desa Sanga-sanga kabupaten Kutai Kartanegara maka dinamika sosial masyarakat yang ada di desa Sanga-sanga jelas berbeda dengan kondisi sosial ekonomi yang ada di desa lain .Perbedaan ini tampak dari segi pendidikan, penduduk, kesejahteraan masyarakat, struktur sosial, dan pembangunan.
1.1              Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, ditetapkan rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana dinamika sosial masyarakat yang ada di desa Sanga-sanga sebagai desa tambang yang ada di kabupaten Kutai Kartanegara ?
2.      Bagaimana pengaruh pertambangan terhadap kondisi sosial budaya masyarakat di desa Sanga-sanga dari segi mata pencaharian, pendidikan, kesejahteraan, dan penduduk ?
3.      Bagaimana pengaruh pertambangan terhadap kondisi ekonomi masyarakat sekitar ?
4.      Bagaimana pengetahuan dan peranan masyarakat  desa Sanga-sanga mengenai pengaruh pertambangan di lingkungan mereka ?
1.2              Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui dampak kegiatan pertambangan terhadap  dinamika sosial masyarakat di desa Sanga-sanga.
1.3              Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini yaitu dapat mengetahui dampak kegiatan pertambangan terhadap dinamika sosial di desa Sanga-sanga.


BAB 2
ISI
2.1 Pertambangan
            Barang tambang merupakan kekayaan alam, kekayaan alam inilah yang menjadi wadah dan tempat di mana berjuta-juta jiwa menggantungkan nasib dan hidup mereka dengan pertambangan. Boleh dikatakan bahwa hampir setiap segi kehidupan manusia disentuh oleh dunia pertambangan dan hampir dapat dipastikan pula bahwa kemajuan peradaban ummat manusia di hari depan akan didampingi pula oleh dunia pertambangan dengan setianya. (Batubara 1985:1). Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya hasil tambang di lingkungan kita, seperti kendaraan bermotor, alat rumah tangga dan lain sebagainya. Pertambangan yang muncul secara alamiah ini mendatangkan manfaat sebagai sumber pencaharian manusia dan sebagai faktor penunjang ekonomi bagi jutaan jiwa. Terkadang sifat manusia yang serakah , rakus dan tamak membuat hal tersebut menjadi terbalik. Eksploitasi secara berlebihan yang dilakukan oleh sebagian orang akan membuat barang tambang tersebut lama kelamaan akan habis dan menjadi langkah. Cara pengolahan yang tidak baik karena kurang memperhatikan berbagai aspek lingkungan serta masyarakat setempat juga akan membahayakan lingkungan dan jiwa masyarakat di sekitar pertambangan.
Aktivias pertambangan merupakan aktivitas pengerukan sumberdaya alam tambang yang terdapat di dalam tanah” ( Sulton 2011) . Pengerukan yang dilakukan secara berlebihan di daerah sekitar pertambangan akan menyebabkan lubang-lubang pada tanah, sehingga apabila terjadi hujan akan terbentuk genangan-genangan air sehingga mengurangi luas daratan. Dalam penambangan ada berbagai metode yang biasa diterapkan, misalnya saja metode tambang semprot yang merupakan metode paling sederhana dilakukan. Selanjutnya ada metode penambangan dengan kapal keruk yang biasa digunakan untuk mengeruk dan sebagai alat penggali serta metode lainnya. Metode apapun yang digunakan tentunya akan memberikan dampak masing-masing terhadap lingkungan sekitar pertambangan. Untuk itu hal demikian perlu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak guna mengantisipasi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan pertambangan.
Secara umum jenis-jenis pertambangan dibedakan atas dasar jenis barang yang ditambang. Ada banyak jenis pertambangan diantaranya pertambangan emas, pertambangan nikel, pertambangan besi, pertambangan timah, pertambangan miyak, pertambangan batubara dan jenis pertambangan lainnya. Semua jenis pertambangan ini memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh antara pertambangan minyak dan pertambangan batubara, pertambangan minyak biasanya di laut lepas karena jasat renik yang terkubur berasal dari hewan-hewan laut. Berbeda dengan pertambangan batubara yang terdapat di daratan karena batubara berasal dari endapan tumbuhan purba yang hidup di darat.
Pertambangan migas merupakan salah satu jenis pertambangan yang menunjang bagi aspek kehidupan masyarakat. Salah satu pertambangan migas yang kita ketahui terdapat di Daerah Kalimantan. Daerah ini memang memiliki potensi migas yang besar. Wajar saja jika perusahaan-perusahaan tambang saling berlomba-lomba untuk melakukan penambangan di daerah ini. Salah satu desa yang kaya dengan potensi migas adalah desa Sanga sanga kabupaten Kutai Kartenegara, Keberadaan tambang migas di desa Sanga sanga sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat di desa tersebut.
2.2 Desa Sanga-sanga
Sanga-sanga merupakan sebuah kecamatan yang terletak di wilayah pesisir kabupaten kutai kartanegara. Kecamatan Sanga-Sanga memiliki luas wilayah mencapai 233,4 km2 yang dibagi dalam 5 kelurahan.Kecamatan ini merupakan salah satu wilayah penghasil minyak bumi yang sangat penting di Kalimantan Timur sejak sumur minyak louise untuk pertama kalinya mulai berproduksi pada tahun 1897, disamping sumur minyak mathilde yang berada di balikpapan. Sanga-sanga juga terkenal dengan sebuah peristiwa heroik yang terjadi pada tanggal 27 januari 1947 ketika para pejuang kemerdekaan yang tergabung dalam badan pembela republik indonesia(BPRI) bahu membahu bersama rakyat mempertahankan sanga-sanga dari gempuran Belanda, meski akhirnya korban banyak berjatuhan dari pihak pejuang dan rakyat Sanga-sanga. Untuk mengenang peristiwa yang disebut sebagai peristiwa perjuangan merah putih Sanga-sanga ini, pemerintah provinsi Kalimantan Timur bersama pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara selalu menggelar upacara peringatan peristiwa tersebut setiap tanggal 27 januari. Kecamatan sanga sanga dengan luas wilayah 233,4 km terletak antara 117º 01’bujur timur – 117º 17’ bujur timur serta diantara 0º35’ lintang selatan – 0º45’ lintang selatan. Di sebelah utara kecamatan ini berbatasan dengan kec. anggana, sebelah selatan berbatasan dengan kec. Muara Jawa, sebelah timur berbatasan dengan kecamatan. Anggana, dan di sebelah barat berbatasan dengan kec. Palaran (kota Samarinda).  Sanga sanga dalam merupakan ibukota kecamatan Sanga sanga yang berada 21 meter diatas permukaan laut. dengan adanya perkembangan dan pemekaran wilayah, sekarang kecamatan ini dibagi menjadi 5 kelurahan yaitu kelurahan Sanga-Sanga Muara, Sarijaya, Sanga-Sanga Dalam, Jawa, Pendingin dan 63 rukun tetangga (RT).
2.2 Dinamika Sosial Masyarakat di Desa Sanga sanga
2.2.1 Pertumbuhan Penduduk
Penduduk sanga sanga tahun 2011 meningkat lebih dari tujuh ribu jiwa dibandingkan dengan tahun 2000.dimana penduduk Sanga sanga berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2000 tercatat 11.294 jiwa. Sedangkan pada tahun 2011 meningkat menjadi 18.704 jiwa, yang terdiri dari 9.877 jiwa laki-laki dan 8.827 jiwa perempuan. sehingga pertumbuhan penduduk Sanga sanga sekitar 4,69 persen pertahun. rasio jenis kelamin penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan pada tahun 2011 sebesar 111,90. Hal ini berarti bahwa diantara 100 penduduk perempuan di kecamatan Sanga sanga terdapat sekitar 112 penduduk laki-laki. Kepadatan penduduk kecamatan sanga sanga pada tahun 2011 sekitar 80 jiwa/km 2 .Tetapi persebaran analisis potensi wilayah dan sumber daya manusiatidak merata di seluruh wilayah. Sanga sanga dalam dengan luas wilayah 55,42 km2 berpenduduk sekitar 7.740 jiwa. Sehingga kepadatan penduduk di Sanga-sanga dalam adalah 139 jiwa/km2. Hal ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan Pedingin dengan luas wilayah 58,83 km2 berpenduduk sekitar 2.862 jiwa. Sehingga kepadatan penduduk di pedingin adalah 48 jiwa/km2.
2.3.2 Sosial-budaya
a. Pendidikan
kondisi pendidikan dan kesehatan di Sanga sanga dapat dilihat salah satunya dari ketersediaan fasilitas pendidikan, terutama gedung sekolah dan terpenuhinya jumlah tenaga pendidik (guru). Kondisi penyediaan fasilitas pendidikan di Sanga sanga hingga tahun ajaran 2010/2011 menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Jumlah sekolah pada jenjang pendidikan SD pada tahun ajaran 2010/2011 mencapai 16 unit, dengan jumlah murid sebanyak 2.467 orang dan 234 guru. Sehingga rasio murid guru SD sebesar 11.Rasio murid guru ini menunjukkan beban setiap guru dalam mengajar sejumlah murid.secara teoritis, semakin besar beban guru, semakin kurang efektif dalam belajar mengajar, sehingga dapat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan.
 Untuk jenjang pendidikan SLTP/MTS pada tahun ajaran 2010/2011, terdapat 7 unit sekolah dengan jumlah murid sebanyak 1.064 orang dan jumlah guru sebanyak 128 orang. sehingga rasio murid guru SLTP/MTS di sanga sanga sebesar 8. sedangkan jumlah sekolah pada jenjang pendidikan SLTA/SMK/MA sebanyak 3 unit, dengan jumlah murid sebanyak 898 orang dan 90 guru. Sehingga rasio murid guru slta/smk/ma sebesar 10.Komitmen PT Pertamina EP untuk terus mendukung perkembangan dan kemajuan masyarakat di berbagai bidang terus dilakukan seiring dengan peningkatan hasil produksi migas. Salah satu upayanya yaitu melalui implementasi program Corporate Social Responsibility di bidang pendidikan.Pembangunan sarana pendidikan berupa Gedung Perpustakaan untuk SD Tunas Harapan Kecamatan Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan salah satu realisasi Program Pendukung Operasi dari PT Pertamina EP Sangasanga Field.
Acara Peresmian Gedung Perpustakaan SD Tunas Harapan oleh PT Pertamina EP Sangasanga Field. Acara dibuka pada pukul 09.00 Wita, dengan disambut tarian tradisional khas dayak oleh para siswi SD Tunas Harapan pada Kamis (23/1). Mewakili PT Pertamina EP, hadir Hanief Jauhari selaku Field Manager yang meresmikan Gedung Perpustakaan dengan didampingi oleh Irzal Dahlan selaku Assisstant Manager Legal & Relation. Hadir juga Safruddin, camat Sangasanga, Lurah Sangasanga Dalam, ketua PGRI, kepala UPT dinas pendidikan Sangasanga beserta jajarannya.
. PT Pertamina EP juga mengharapkan dan berkomitmen dengan apa yang menjadi harapan Kepala Sekolah dan Camat Sangasanga, kami mengajak agar kedua belah pihak juga terus berdoa agar sumber daya alam migas terus meningkat di Sangasanga ini, sehingga komitmen tersebut dapat terus dilaksanakan oleh perusahaan demi perwujudan peningkatan kualitas pendidikan, pemberdayaan kegiatan kepemudaan desa, dan kesehatan.
b. Kesehatan
Selain pendidikan, salah satu hal yang terus ditingkatkan di desa Sanga sanga adalah kesehatan.Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat adalah dengan membangun atau memperbaiki fasilitas kesehatan.ketersediaan berbagai sarana kesehatan di sanga sanga hingga tahun 2011 menunjukkan perkembangan positif. Jumlah puskesmas 1 buah, puskesmas pembantu 5 buah, dokter sebanyak 5 orang, bidan sebanyak 13 orang serta tenaga medis lainnya sebanyak 13 orang. Sedangkan jumlah rumah sakit di kutai kartanegara secara keseluruhan sebanyak 3 buah.Sebagai desa tambang fasilitas ini sebenarnya masih sangat kurang.
Daerah tambang memiliki penghasilan daerah yang lebih dari desa hutan dan kebun, namun kenyataan ini menunjukan bahwa meskipun pendapatan tambang mempunyai hasil yang banyak namun kekeliruan terjadi pada pemerataan pembangunan kesehatan.Seharusnya sebagai desa tambang Sanga sanga seharusnya mempunyai minimal satu rumah sakit umum dan tenaga medis lebih dari data statistic pada tahun 2011.Hal ini seharusnya menjadi perhatian pemerinh daerah dan pemerintah setempat serta pihak perusahaan tambang migas yang ada di Sanga sanga.
2.3.3 Sosial-ekonomi
a. Mata pencaharian
          Meskipun dikenal sebagai daerah tambang, tidak dapat dipungkiri bahwa pertanian, perkebunan, dan perikanan juga menjadi alternative untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat di desa Sanga sanga.Struktur perekonomian di suatu wilayah dapat digambarkan oleh kontribusi dari masing-masing sektor.Sektor-sektor yang memiliki kontribusi besar menggambarkan tingginya potensi dari sektor tersebut dalam perekonomian sedangkan sektor-sektor yang mempunyai kontribusi yang kecil menggambarkan bahwa sektor tersebut kurang berpotensi terhadap perekonomian wilayah tersebut.Dengan demikian besarnya kontribusi menggambarkan peran sektor dalam perekonomian.Semakin besar peranan suatu sektor dalam perekonomian, dapat dikatakan bahwa sektor tersebut sebagai engine growth atau mesin pertumbuhan ekonomi daerah.Secara umum, di kabupaten kutai kartanegara yang menjadi mesin pertumbuhannya adalah sektor pertambangan minyak dan gas bumi serta batubara.Hal ini terbukti dari peranan sektor ini yang mendominasi perekonomian kabupaten kutai kartanegara dari tahun ke tahun.Disamping pertambangan minyak dan gas bumi serta batubara, sektor pertanian juga mempunyai peranan cukup besar terhadap perekonomian kabupaten kutai kartanegara.
Produksi batubara, dan produksi pertanian menjadikan lpe di tiap kecamatan cukup beragam. kecamatan sanga sanga mengalami percepatan lpe selama tiga tahun terakhir yaitu 2,75 persen di tahun 2009 menguat menjadi 8,99 persen di tahun 2010 dan sebesar 18,63 persen di tahun 2011. terjadinya percepatan lpe ini terutama disebabkan meningkatnya produksi migas di sanga sanga. Adapun struktur perekonomian kecamatan-kecamatan di kabupaten kutai kartanegara memiliki perbedaan karakteristik yang cukup beragam.Hal ini disebabkan adanya pengaruh kondisi geografis dan potensi masing-masing wilayah.Kondisi geografis yang sebagian besar wilayahnya memiliki karakteristik pedesaan, biasanya dominan pada sektor pertaniannya. secara makro tampak bahwa sampai tahun 2011, sektor pertambangan merupakan sektor dominan terhadap perekonomian kabupaten kutaikartanegara. Sektor ini memberikan kontribusi sebesar 84,98 persen terhadap perekonomian kabupaten kutai kartanegara. Sedangkan di kecamatan sanga sanga sektor pertambangan merupakan sektor yang dominan dimana kontribusinya sebesar 96,01 persen terhadap perekonomian sanga sanga
     Selain tambang migas, pertanian juga merupakan salah satu sumber pendapatan dan mata pencaharian desa Sanga sanga. Potensi pertanian kecamatan sanga sanga sektor pertanian yang terdiri dari sub sektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan merupakan potensi sumberdaya alam yang terbarukan (renewable resources). Adapun hasil dari sektor ini merupakan kebutuhan dasar dalam pemenuhan terhadap kecukupan gizi masyarakat sehingga dapat mengetahui tingkat ketahanan pangan di suatu daerah, selain itu juga sebagai salah satu bahan dasar dalam sektor industri pengolahan.Tanaman bahan makanan pertanian tanaman bahan makanan merupakan salah satu sektor dimana produk yang dihasilkan menjadi kebutuhan pokok hidup rakyat.Kecamatan sanga sanga sebagian tanahnya juga merupakan tanah pertanian yang memiliki potensi cukup baik bagi pengembangan tanaman agro industri.Data dari dinas pertanian kabupaten kutai kartanegara selama tahun 2011 diketahui luas panen tanaman padi di sanga sanga seluas 85 hektar yang menghasilkan sebanyak 360 ton padi, terdiri dari 360 ton padi sawah dan - ton padi ladang.
Secara umum produksi padi pada tahun 2011 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. produksi padi pada tahun 2010 sebesar 678 ton yang terdiri dari 678 ton padi sawah dan 0 ton padi ladang. selain padi, kecamatan Sanga sanga juga potensial dengan tanaman bahan makanan yang lainnya seperti palawija, sayur-sayuran, dan buah-buah. Produksi beberapa jenis palawija seperti jagung sebanyak 39 ton, ubi kayu sebanyak 525 ton, ubi jalar sebanyak 109 ton, dan produksi kacang tanah sebanyak 3 ton.Adapun produksi beberapa jenis sayuran seperti sawi sebanyak 0 ton, kacang panjang sebanyak 5 ton, cabe besar sebanyak 6 ton, cabe rawit sebanyak 9 ton, tomat sebanyak 3 ton, terong sebanyak 4 ton, buncis sebanyak 7 ton, ketimun sebanyak 6 ton, kangkung sebanyak 6 ton, dan produksi bayam sebanyak 7 ton.
Produksi perikanan di sanga sanga pada tahun 2011 mencapai 12,08 milyar rupiah, dengan produksi ikan sekitar 560 ton dan diusahakan oleh sekitar 556 rumah tangga. produksi ikan dari hasil penangkapan sekitar 415 ton yang bernilai sekitar 8,48 milyar rupiah dan hasil budidaya sekitar 145 ton yang bernilai sekitar 3,61 milyar rupiah. c.3. pertumbuhan ekonomi kecamatan sanga sanga laju pertumbuhan ekonomi (lpe) di kabupaten kutai kartanegara pada tahun 2011 mencapai 0,25 persen atau melemah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 4,05 persen
b. Tingkat Pendapatan dan Kemiskinan
          Tujuh kecamatan yang memiliki pdrb per kapita harga berlaku paling tinggi di tahun 2011 adalah kecamatan-kecamatan penghasil tambang migas dan atau batu bara seperti kecamatan samboja, kecamatan anggana, kecamatan sanga sanga, kecamatan marangkayu, kecamatan muara badak, kecamatan muara jawa dan kecamatan tenggarong seberang dengan rata-rata pendapatan perkapita diatas 149 juta per tahun. besarnya nilai perkapita ini sangat berkaitan erat dengan nilai tambah di sektor pertambangan tersebut. sedangkan lima kecamatan yang mempunyai pendapatan perkapita terendah adalah kecamatan-kecamatan yang pdrb-nya sangat bergantung dari hasil pertanian yaitu kecamatan tabang, kecamatan kenohan, kecamatan muara kaman, kecamatan muara wis dan kecamatan muara muntai.  pdrb per kapita di atas masih belum menggambarkan secara riil kenaikan daya beli masyarakat di kecamatan tersebut secara umum. hal ini disebabkan pada pdrb per kapita, yang dihitung berdasarkan pdrb atas dasar harga berlaku, masih terkandung faktor inflasi yang sangat besar terhadap daya beli masyarakat. hal ini bisa diamati dari pdrb perkapita atas dasar harga konstan. nilai pdrb per kapita ini sangat tergantung terhadap jumlah penduduk di wilayah tersebut. jika dua kecamatan mempunyai nilai pdrb tidak jauh berbeda namun jumlah penduduknya ada perbedaan yang cukup jauh maka akan menghasilkan nilai per kapita yang berbeda. untuk itu perlu diamati antara nilai perkapita dengan jumlah penduduk dimana dilakukan pengelompokan berdasarkan kriteria tinggi rendah sedang untuk nilai pdrb maupun jumlah penduduk.
             Hasil pengelompokan pdrb per kapita tahun 2011 yang terbagi menjadi tiga kelompok yaitu kecamatan yang memiliki kategori pdrb per kapita tinggi di atas 120 juta per tahun, kategori sedang antara 60 juta sampai dengan 120 juta per tahun dan kategori rendah di bawah 60 juta per tahun. kecamatan dengan kategori pdrb per kapita tinggi yaitu kecamatan samboja, kecamatan muara jawa, kecamatan sanga-sanga, kecamatan anggana, kecamatan muara badak, kecamatan marangkayu, kecamatan tenggarong seberang dan dan kecamatan sebulu.
             Dari hasil pendapatan perkapita pada tahun 2011 menunjukan bahwa desa Sanga sanga tergolong  desa dengan tingkat perekonomian yang tinggi. Hal ini menunjukan bahwa desa Sanga sanga tidak tergolong desa yang miskin.Potensi migas yang ada di desa Sanga sanga ternyata mampu meningkatkan ekonomi yang ada di dessangaa Sanga dan menekan tingkat kemiskinan.


BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keberadaan tambang  migas dan batu bara yang ada di desa Sanga sanga sangat berpengaruh terhdadap dinamika sosial masyarakat. Baik dari segi penduduk yang cendrung heterogen, pendapatan yang tergolong tinggi, serta  pendidikan dan kesehatan yang lebih baik dibanding dengan masyarakat di sekitar daerah hutan dan kebun. Penduduk yang heterogen disebabkan karena adanya dorongan kepada masyarakat luar untuk bekerja di daerah tambang dan adanya kebutuhan dari perusahan tambang terhadap masyarakat luar sebagai tenaga kerja.Perpaduan mayarakat di desa Sanga sanga menjadi salah satu faktor utama dalam perubahan dinamika sosial masyarakat.
Dari segi pendidikan dan kesehatan, masyarakat di sekitar daerah tambang bisa dikatakan lebih baik daripada masyarakat yang ada di desa hutan dan kebun.Hal ini membuat kehidupan masyarakat desa Sanga sanga lebih maju daripada beberapa desa yang ada di kabupaten Kutai Kartanegara.Perubahan dinamika sosial yang lebih cepat tidak lepas dari pendapatan yang tergolong tinggi karean adanya peranan sector pertambangan yang sangat besar.Perubahan dinamika sosial yang cepat memang memberikan dampak yang sangat besar, namun disisi lain, ada nilai-nilai sosial yang kadang dilupakan oleh masyarakat sekitar desa Sanga sanga.Kepedulian terhadap lingkungan sekitar, pentingnya hutan, serta nilai kegotongroyongan cendrung menurun dan perlahan mulai hilang.Hal ini sangat disayangkan jika terjadi terus menerus.

3.2 Saran
                Keberadaan tambang migas di desa Sanga sanga memang sangat berperan penting dan bisa dikatakan sebagai anugerah Tuhan yang luar biasa bagi desa Sanga sanga.Perkembangan kehidupan sosial yang ada di desa Sanga sanga merupakan hasil dari adanya tambang migas dan batubara.Namun sangat disarankan kepada seluruh masyarakat agar pengelolaan tambang amemperhatikan nilai-nilai sosial masyarakat serta prinsip kelestarian lingkungan, serta satu hal yang paling penting yaitu tetap mempertahankan fungsi hutan yang saat ini terabaikan karena adanya pertamabangan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Ertanto, Gustian. 2010. Dampak negatif pertambangan dan penggunaan batubara. Palangkaraya [ID]: Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Palangkaraya. [Internet]. [diunduh tanggal 10 Mei 2012]. Dapat diunduh dari: www.scribd.com/doc/40458368/Batubara-Dan-Dampak-Terhadap-Lingkungan-Dan-Kesehatan#download
Batubara a.e.a. 1985. Ekonomi dan manajemen pertambangan alluvial: Serta peranannya dalam peranan lingkungan. Jakarta [ID]: Yayasan pembina perguruan stania (YP2S). 566 hal.
Hamzah H. 2005. Dampak kegiatan pertambangan terhadap pengembangan wilayah: Kasus di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur. [thesis]. Bogor [ID].
Rahardjo, 1999, Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian, Edisi Pertama, Gadjah Mada University Press. Jogyakarta.
Shahab K., 2007. Sosiologi Pedesaan. Ar Ruzz Media. Jogyakarta
www. Desa/sangasanga.blog.com/datastatistik 2011