MENGAIS
REJEKI DARI TUMPUKAN SAMPAH
Tubuhmu kotor penuh debu
Pakaianmu sobek dimakan ngengat
Sekujur tubuh penuh duka
Terlihat jelas di ujung sana
Ditengah
tumpukan sampah
Tak
peduli bengitu kotor
Kau
tetap berjuang mencari makan
Meski kau tahu itu tak layak
Tak ada yang peduli
Tak ada yang kasihan
Semua melihatmu dan hanya melihat
Entah apa
yang ada di benak mereka
Hati
mereka mungkin terguga
Tapi
sayang. . . . . . .. . .. ..
Tangan tak bisa bicara
Mungkin
benar hati mereka tergerak
Tapi
tangan dikalahkan keogoisan
Kutahuuuuuu. . . . .
Semua ini tak pernah kau inginkan
Terkadang kau hanya makan dari apa yang tak layak
kau makan
Kutahuuuuu
. . .. . . .
Engkau sangat
kedinginan
Kau
harus terlelap meski harus melawan dinginya malam
Terus .
. . .dan teruslah ja;lani hidup ini
Apa yang telah kau perjuangkan jangan biarkan
berhenti tanpa arti
Meski yang banyak adalah air mata
Meski yang sering kau temui hanya kepedihan
Tapi ingatlah . . .. . . .. . .
Kau tak sendiri di dunia ini
Duluuuu . . .mendapatkanmu sangatlah susah
Duluuuu . . beribu nyawa berkorban demi engkau
Duluuuu. . .ratap tangis terdengar untukmu
Karena engkau sangatlah berarti
Namun
kini semua seakan tak ada artinya lagi
Perjuangan
yang dulu ada
Semangat
yang dulu berkobar
Kejujuran
yang dulu terlihat
Kini
semua tinggal kenangan
Ditengah khatulistiwa, tangisan indonesia
terdengar pilu
Jeritan anak bangsa berteriak dalam kemiskinan
Mereka mengulurkan tangan demi sesuap nasi
Mengapaaaa.
. . .. . . .
Mengapaaaaa
.. . . .. . ..
Mengapa
harus tewrjadi semuanya
Tidak kah kalian sadar
Kalian adalah harapan bangsa
Masa depan tanah ini ada di pundak kalian
Karena kalian lah pemimpin kami
Haruskah ada kecurangan lagi
Haruskah
kau merebut semuanya
Sampai
kalian benar-benar puas
Melihat
rakyat menderita
Buka
mata kalian
Lihatlah bengitu banyak yang kalian korbankan
Bengitu banyak yang harus menanggung ulah
kalian
Tapi kalian hanya bisa tertawa
Bahagia di atas derita mereka